Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa Al Qur'an itu tidak jelas isinya karena masih bersifat global sehingga diperlukan hadist...
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa Al Qur'an itu tidak jelas isinya karena masih bersifat global sehingga diperlukan hadist untuk menerangkannya. Kemudian ada juga yang menyatakan bahwa Al Qur'an itu sulit dipahami sehingga diperlukan tafsir dari para ulama untuk mengerti makna yang terkandung didalamnya.
Pernyataan-pernyataan di atas sejatinya terbantahkan jika saja Al Qur'an dibaca secara teliti dan hati-hati, anggapan di atas sangat bertolak belakang dengan ayat-ayat berikut:
الٓرۚ كِتَـٰبٌ أُحۡكِمَتۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ ثُمَّ فُصِّلَتۡ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ خَبِيرٍ
"Alif laam raa, suatu kitab yang telah dihukumkan (dibakukan) ayat-ayatnya kemudian diperinci langsung dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana dan Maha Tahu". (Huud : 1)
أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَبۡتَغِى حَكَمً۬ا وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ إِلَيۡڪُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ مُفَصَّلاً۬ۚ وَٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ يَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ۥ مُنَزَّلٌ۬ مِّن رَّبِّكَ بِٱلۡحَقِّۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ
"Maka patutkan aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab kepadamu dengan terperinci ? Orang-orang yang telah didatangkan kitab kepada mereka, mengetahui bahwa Al Quran itu diturunkan kepadamu dengan kebenaran. Maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu-ragu". (Al An’am : 114).
كِتَـٰبٌ۬ فُصِّلَتۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ قُرۡءَانًا عَرَبِيًّ۬ا لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡلَمُونَ
"Kitab yang diperinci ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui". (Fusshshilat : 3).
Jelas sekali penegasan Allah bahwa Al Quran itu terperinci, langsung dari sisi Allah (“mufashshol” lawan dari “mujmal”). Maka hanya kegelapan, kebingungan dan keragu-raguan sajalah yang membuat orang beranggapan bahwa Al Quran itu hanya bersifat ijmali.
Al Qur'an itu sebuah bacaan dan penjelasan yang sangat terperinci. Sesuatu yang sudah terperinci jika diperinci lagi maka akan menyebabkan kerusakan/error. Apalagi Allah sendiri yang menegaskan bahwa Al Qur'an adalah penjelasan yang terperinci. Sangat salah jika beranggapan bahwa Al Qur'an masih kurang jelas dan dibutuhkan kitab lain untuk menjelaskan secara detail.
Bacaan Al Qur'an sendiri sudah Rosul ketahui atau baca sebelumnya, akan tetapi bacaan tersebut belum menjadi cahaya yang menerangi karena Allah belum mewahyukan suatu Ruh
.
وَكَذَٲلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ رُوحً۬ا مِّنۡ أَمۡرِنَاۚ مَا كُنتَ تَدۡرِى مَا ٱلۡكِتَـٰبُ وَلَا ٱلۡإِيمَـٰنُ وَلَـٰكِن جَعَلۡنَـٰهُ نُورً۬ا نَّہۡدِى بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِنَاۚ وَإِنَّكَ لَتَہۡدِىٓ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu suatu Ruh dari Urusan Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tetapi kami telah menjadikannya sebagai cahaya, yang dengan cahaya itu Kami memberi petunjuk kepada siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus. (Asy Syuura : 52)
Allah menggunakan kata “Al Kitab” pada ayat di atas dalam bentuk “Ism Ma’rifah”, ini menunjukkan bahwa kitab yang dimaksud adalah kitab yang Rosulullah sudah mengenalnya atau sudah ada padanya, namun beliau belum memahaminya, dengan kata lain Al Kitab tersebut belum terang bercahaya, baru berupa bacaan yang beliau hafal dan dapat membacakan kalimat-kalimatnya, belum menjadi cahaya petunjuk yang menerangi. Baru kemudian bagian demi bagian dari Al Kitab tersebut (secara berangsur-angsur) menjadi terang bercahaya setelah Allah mewahyukan “Suatu Ruh Dari Urusan-Nya”.
لَا تُحَرِّكۡ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعۡجَلَ بِهِۦۤ (١٦) إِنَّ عَلَيۡنَا جَمۡعَهُ ۥ وَقُرۡءَانَهُ ۥ (١٧) فَإِذَا قَرَأۡنَـٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُ ۥ (١٨) ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا بَيَانَهُ ۥ
Janganlah kamu gerak-gerakkan lidahmu karena tergesa-gesa dengan Al Quran itu.
Sesungguhnya tanggungan Kamilah himpunannya dan bacaannya.
Maka apabila Kami telah membacakannya, ikutilah bacaannya itu.
Kemudian, sesungguhnya tanggungan kami jugalah penjelasannya. (Al Qiyamah : 16-19)
Sesungguhnya tanggungan Kamilah himpunannya dan bacaannya.
Maka apabila Kami telah membacakannya, ikutilah bacaannya itu.
Kemudian, sesungguhnya tanggungan kami jugalah penjelasannya. (Al Qiyamah : 16-19)
Susunan (himpunan) dan bacaan Al Qur'an itu tanggungan (urusan dan wewenang) Allah, dan penjelasannya juga merupakan tanggungan Allah. Rosul saja tidak diberi wewenang untuk berwacana lebih jauh (menggerak-gerakkan lidah) dari sekedar membacakan apa yang dibacakan kepadanya. Karena penjelasannya adalah urusan dan wewenang Allah.
Maka yang perlu dicari tahu adalah kapan (bilamana) Allah menurunkan penjelasannya dan dalam bentuk apa penjelasan tersebut?
Hanya sebuah bacaan yang tidak mempunyai ruh tidak akan pernah bisa mengeluarkan cahaya yang menerangi manusia dari kegelapan.
COMMENTS