Tahukah bintang ternak? Dan adakah manusia seperti bintang ternak? Lalu kenapa manusia disebut seperti binatang ternak? Pertanyaan...
Tahukah bintang ternak? Dan adakah manusia seperti bintang ternak? Lalu kenapa manusia disebut seperti binatang ternak?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sepatutnya harus kita cari sesuai petunjuk Allah melalui ayat-ayat-Nya. Semua orang pasti mengetahui binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, dan lain-lain. Namun, manusia seperti biantang ternak dan alasannya perlu kita telusuri lebih lanjut. Allah telah memberikan manusia pendengaran, penglihatan, pikiran dan perasaan, dan semuanya itu akan dituntut pertanggungjawabannya. Semua elemen tersebut apakah digunakan untuk membaca ayat-ayat Allah dan berbuat kebaikan serta menebarkan benih kebenaran, atau malah sebaliknya dipergunakan untuk berbuat kerusakaan.
وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, pikiran dan perasaan, tiap-tiap (satuan elemen) semua itu akan dituntut pertanggungjawaban”. (Al Isro : 36)
Jangan asal mendengar (membaca) pendapat orang dan melihat yang mereka lakukan, tapi lihat dan teliti bukti kebenarannya, aktifkan akal sehat dan hati bersih untuk memahaminya. Karena tentang kelengkapan diri karunia Alah itu, akan dituntut pertanggungjawaban di Hari Akhir.
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُون
“Sungguh Kami afkir untuk penghuni neraka jahannam, kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka punya mata tetapi tidak melihat dengan matanya itu, mereka punya kuping tapi tidak mau mendengar, mereka punya hati tapi tidak juga memahami dengan hatinya itu. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Itulah mereka yang lalai”. (Al A’rof : 179)
Yang Allah sepertikan dengan binatang ternak itu, tentunya bukan fisik dirinya, melainkan jiwanya, akal dan hatinya. Kita lihat bahwa semua binatang ternak itu hidup dalam tiga keadaan berikut ini:
- Ruang gerak ternak itu dibatasi pagar dan dinding-dinding kandang yang dibuat orang, tidak bisa mengembangkan kemampuan gerak yang Allah berikan. Maka dalam hal ini, akal dan fikiran manusia terkungkung oleh paradigma dan doktrin kelompok, hittah ashobiyah, madzhab dan sebagainya yang mereka buat sendiri. Binatang bebas yang bukan ternak itu dibatasi oleh habitat yang ditetapkan Allah, bukan kandang yang dibuat orang.
- Makanan ternak itu ditakar dan dialas oleh tuannya. Mereka tak boleh tahu dan melihat bahwa di luar sana Allah sediakan berbagai jenis makanan yang melimpah. Mereka hanya melahap apa yang disodorkan oleh tuannya. Yang diatur dan ditakar sesuai kemauan dan kepentingan tuannya saja. Begitulah akal dan fikian kebanyakan manusia yang lengah dan malas berfikir.
- Binatang ternak itu hidup bergalau dengan kotoran. Di situ dia makan di situ pula dia berak dan ngompol. Demikianlah, begitu banyak manusia yang tidak peduli dengan dosa dan haram. Dan para penghuni kandang ideologi itu pun tidak bisa bersih dari jegal menjegal, sentimen, iri dengki, curiga, gibah, hasut, fitnah, riya dan takabbur. Jiwanya sudah begitu resistens dan adaptif dengan kotoran-kotoran seperti itu.
COMMENTS