Mengambil Pelajaran dari Kisah Thalut

Kisah Thalut yang Allah ceritakan dalam Al Qur'an perlu kita ambil pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Allah telah menghendak...

Kisah Thalut yang Allah ceritakan dalam Al Qur'an perlu kita ambil pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Allah telah menghendaki Thalut sebagai seorang raja dengan menganugerahinya ilmu yang luas.

وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَڪُمۡ طَالُوتَ مَلِكً۬ا‌ۚ قَالُوٓاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةً۬ مِّنَ ٱلۡمَالِ‌ۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَٮٰهُ عَلَيۡڪُمۡ وَزَادَهُ ۥ بَسۡطَةً۬ فِى ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِ‌ۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِى مُلۡڪَهُ ۥ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ۬

Nabi mereka mengatakan kepada mereka:"Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Al Baqoroh : 247)

Ayat diatas menggambarkan kisah masa lalu yang tidak jauh berbeda dengan fenomena di Indonesia. Begitu banyak masyarakat yang meragukan pemerintahan Pak Jokowi terlebih ada pihak yang mengklaim lebih pantas memimpin Indonesia dengan dasar mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan mempunyai modal kekayaan untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju dan aman.

Boleh saja pihak-pihak lain mengklaim bisa lebih baik, tapi perlu diingat bahwa Pak Jokowi menjadi Presiden sudah ditetapkan oleh Allah. Penolakan akan terus berlangsung terlebih jika Pak Jokowi dan Kabinet Kerjanya tidak berhasil mewujudkan harapan rakyat Indonesia.

Orang-orang yang merasa lebih baik, merasa lulusan dari institusi terbaik, golongan yang mengatasnamakan agama dan sebagainya menilai Pak Jokowi salah dalam menyusun dan memilih kabinetnya dan memprediksi Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla tidak akan berhasil membangun negeri yang sejatinya damai ini. Satu per satu dihubungkan dengan kejelekan masa silam sang presiden dan menteri-menterinya. Lalu mereka memprediksi bahwa presiden dan menetri-menterinya tidak akan becus membangun negeri ini berdasarkan rekam jejak keburukan yang mereka dapatkan.

Pada hakikatnya mereka pun tahu bahwa hari esok itu adalah perkara ghaib dan hanya Allah saja yang mengetahui hari esok. Semua yang dikatakan hanya sekedar prediksi, kemudian menyimpulkan prediksi tersebut pasti akan terjadi dengan argumen terdapatnya bukti-bukti yang valid menurut mereka. Jangan pernah sok tahu dan mudah mengucapkan sesuatu bahkan menyimpulkan sesuatu yang akan terjadi. Sadarlah apa yang diprediksi itu adalah mendahului kehendak Allah. Kekhawatiran yang ditakutkan tidak akan terselesaikan dengan cara menggiring opini publik untuk tidak percaya terhadap pemerintahan yang sudah terbentuk secara legal dan sah.

Bahasa halus yang diwacanakan oleh pihak-pihak tersebut adalah bahwa semua yang dilakukan dalam rangka mengawal pemerintah. Mengawal itu membuat langkah pemerintah menjadi mudah bukan malah mempersulit. Laksana sang raja yang dikawal oleh tentaranya dalam berjalan, selalu berusaha untuk memudahkan sang Raja dalam menelusuri jalan yang mendaki lagi berkelok.

فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُ ۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَٮٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِڪۡمَةَ وَعَلَّمَهُ ۥ مِمَّا يَشَآءُ‌ۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٍ۬ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَـٰڪِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِينَ

Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (Al Baqoroh : 251)

Thalut dan tentaranya yang banyak diragukan oleh rakyatnya ternyata berhasil mengalahkan Jalut. Hebatnya Thalut mengalahkan Jalut dengan jumlah tentara yang sedikit karena sebagian besar berhenti ditengah jalan dan berkata tidak akan sanggup melawan Jalut. Tapi atas izin Allah, Thalut dengan pasukan kecilnya berhasil mengalahkan Jalut.

Semoga saja pemerintahan yang sedang dibangun oleh Pak Jokowi bisa mengambil pelajaran dari kisah Thalut. Diragukan oleh sebagian rakyatnya tapi atas izin Allah berhasil membangun pemerintahan yang bersih dan memakmurkan rakyat Indonesia.

قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَـٰقُواْ ٱللَّهِ ڪَم مِّن فِئَةٍ۬ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةً۬ ڪَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ...

… " Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al Baqoroh : 249)

Maka dengan bersabar, mudah-mudahan pemerintahan yang sedang dibangun oleh Pak Jokowi bisa mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju, aman, dan makmur.

Sebagai muslim, kita seharusnya mendukung program-program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang makmur dan aman sentosa sesuai dengan harapan Nabi Ibrahim.

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٲهِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنً۬ا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُ ۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡہُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ‌ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ ۥ قَلِيلاً۬ ثُمَّ أَضۡطَرُّهُ ۥۤ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ‌ۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhan kami, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan beri rizkilah warganya dari buah-buahan, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir” Allah berkata: “Dan orang-orang yang kafir juga akan Aku beri kesenangan barang sebentar, kemudian Aku paksa dia menjalani siksa neraka, dan itulah seburuk-buruknya tempat kembali. (Al Baqoroh : 126)

Salah satu doa Nabi Ibrahim pada ayat di atas yaitu mendambakan agar negerinya menjadi negeri yang makmur dan aman sentosa. Bersama siapapun Muslimin berkomunitas di suatu “negeri”, mereka akan berkontribusi untuk kemakmuran dan keamanan negerinya. Bukan sebaliknya, malah membuat masalah, kerusuhan, kekacauan bahkan menebar bencana sepanjang zaman.

Mari wujudkan Indonesia yang makmur dan aman sentosa seperti harapan dan cita-cita Nabi Ibrahim. Sudahkah kita menjadi Muslimin yang berkontribusi untuk kemakmuran Indonesia? Atau malah sebaliknya membuat kerusakan dan kekacauan?

wallahu a'lam bishawab